Welcome

Senin, 01 Maret 2010

I Just Wanna Slim !!

Aku tak percaya telah menutup mata atas keadaan Coleen yang sangat buruk. Aku sangat malu pada diriku sendiri saat itu, terpaku menatapnya dalam gaun musim panas ukuran nol yang menggantung longgar di tubuhnya. Ia kelihatan seperti bocah yang tenggelam dalam tubuh ibunya. Rasanya seperti melihatnya untuk pertama kali. wajah bayinya yang bundar dan menggemaskan kini kosong dan suram, tampak agak cekung sepertisemua gairah hidupnya telah disedot keluar. Aku mulai panic ketika mataku dengan cemas menjelajahi seluruh tubuhnya. Tapi percuma. Setiap tatapanku memperlihatkan kulit dan tulang dimana seharusnya tampak permulaan lekuk-liku tubuh seorang wanita. Segala sesuatu pada dirinya begitu mungil dan rapuh hingga ia mengingatkanku pada sebuah rantingyang bisa dipatahkan oleh tiupan angin musim dingin. Aku diselimuti perasaan bersalah. Aku seharusnya adalah temannya. Aku harusnya menjaganya supaya tidak melakukan hal-hal seperti ini pada dirinya sendiri. Aku sudah berjanji akan selalu mendampinginya. Dan saat itu, aku ingin berlari pergi meninggalkan toko sambil menangis karena tahu aku sudah gagal. Tapi aku hanya malah berdiri di sana, di sebelahnya, tak sanggup mengatakan apapun, sementara ia mengkritik tentang betapa gendutnya ia dan betapa ketatnya baju itu. Bagaimana hal itu bisa terjadi?

Aku kemudian tahu semua bermula di kelas delapan, yaitu tahun dimana perhatian menjadi kurus menjadi perhatian utama dan mulai mendapat tekanan. Diet menjadi obsesi banyak gadis. Setiap minggu ada cara baru yang harus dicoba, masing-masing menjanjikan hasil yang lebih baik daripada sebelumnya. Menjadi kurus adalah “tern”, sama halnya seperti cat kuku hijau atau sandal plastic. Colleen sejak dulu selalu takut gemuk, sesuatu yang membuatku heran karena tubuhnya terlihat sangat sehat. Tapi melihat gadis-gadis iklan bertunuh kurus itu berbicara tentang diet hanya menambah ketakutan Colleen.

Bagaimana mungkin aku bisa begitu bodoh dan buta? Bagaimana mungkin aku tidak menyadari bahwa alasannya tidak makan di sekolah hanyalah dibuat-buat, bahwa ia sebenarnya belum makan sebelum datang ke sekolah? Dan setiap kali aku dan teman-temanku mengundangnya makan bersama, bagaimana mungkin kami tidak menyadari pola penolakannya yang terus menerus, saat ia mengatakan akan dengan seang hati ikut…lain kali?

Orang tua Colleen membawanya ke dokter, dan ia membenarkan ketakutan terburuk semua orang:ia menganalisis Collen menderita anorexia . Rasanya aneh mendengar hal itu; meski semua orang sudah tahu, tak ada yang pernah benar-benar mengucapkannya. Colleen menderita anorexia. Seolah aku harus mengucapkannya sendiri beberapa kali agar bisa benar-benar memahaminya. Beratnya hanya 43 kg dengan tinggi 162 cm ketika ia memulai perawatan, dan para dokter mengatakan bahwa jika ia meneruskan pola yang merusak itu lebih lama lagi, ada kemungkinan besar ia akan mati karena serangan jantung. Bayangkan itu, mati karena serangan jantung di usia 14 tahun?

Para dokter dan psikolog berulang kali menanyai Colleen, “Apa yang membuatmu berhenti makan?” dan ia selalu menjawab dengan tulus dan sederhana, “Aku cuma ingin kurus.” Jawaban ini membuat mereka frustasi. Mungkin mereka berharap akan mendengar alasan psikologis yang besar di balik penyakit anoreksia ini, seperti tekanan dari orang tua, sekolah, atau olahraga. Aku tidak sepenuhnya yakin apa yang mereka ingin dengar, tapi mereka tampaknya tidak bisa menerima alasan bahwa Colleen membuat dirinya sendiri kelaparankarena ia hanya ingin lebih kurus.

Sekarang sudah satu tahun lebih, dan aku bangga bisa mengatakan bahwa Colleen hanya satu kali kembali ke rumah sakit. Ia bekerja dengan keras untuk memperoleh kembali hidupnya yang normal dan bebas dari tekanan, dan perjuangannya tidak mudah. Tapi aku tahu ia akan memenangkan pertempuran ini pada akhirnya.

Tapi aku terganggu karena sebenarnya perjuangan Colleen bisa dihindari. Apa yang membuat para gadis merasa seolah mereka harus tampak seperti anak kecil untuk merasa cantik? Beberapa orang mungkin menyalahkan media, yang mungkin menyalahkan kurangnya rasa percaya diri mereka, atau menyalahkan orang tua karena tidak memberikan contoh yang lebih baik. Mungkin tiga-tiganya berperan. Seandainya saja ada cara memberitahu semua gadis muda yang terkesan bahwa wanita memang seharusnya mempunyai bentuk tubuh yang berlainan, bahwa berbagai bentuk tubuh yang unik itulah yang membuat dunia kita ini indah. Seandainya saja ada cara memberitahu mereka bahwa keragaman inilah yang membuat semua wanita benar-benar cantik. Maka, mungkin, kasus-kasus seperti Colleen bisa dihindari.

Laura Bloor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar